SUNGAIPENUH, JAMBI - Semakin menguatnya AZFER jelang pesta demokrasi November nanti, ternyata membuat segelintir oknum ketar-ketir menghadapi derasnya arus dukungan kepada pemilik karisma natural, Ahmadi Zubir. Sang Petahana yang diprediksi kuat kembali memimpin Kota Sungaipenuh untuk 5 tahun kedepan.
Tidak rela akan fakta ini, ternyata membuat oknum menjadi naik vitam, hingga gencar melakukan serangan issu yang diduga dilakukan secara terkoordinir dan terencana. Benar saja, hal ini bertujuan untuk membendung kuatnya arus dukungan masyarakat kepada Ahmadi Zubir yang menggandeng Ferry Satria, pemilik tunggal basis Kecamatan Sungaipenuh dan Sungai Bungkal.
Terkait hal ini, Desrianto Kudri, merupakan pengamat kebijakan publik dan politik, angkat bicara. Sebagai petahana yang memiliki basis terkuat dan tidak mengalami gangguan yang signifikan. Dia menilai Ahmadi Zubir memang rentan diserang issu. Pasalnya, sulit untuk membendung derasnya aliran dukungan kepada AZFER, sang petarung yang diunggulkan, baik secara basis maupun penyebaran loyalis.
"Bedanya orang yang fokus bekerja dengan orang yang tidak berkerja ya itu. Apa-apa saja yang dikerjakan sering dipelintir dan dijadikan menjadi issu. Biasalah, siapa yang kuat, itu yang ssring dijadikan issu", ujar Desrianto yang juga mantan anggota DPRD Kota Sungaipenuh, (28/8/24).
Baca juga:
Mata Najwa: Anies Baswedan Bicara Gagasan
|
Lebih lanjut, pengamat dan politisi yang mengamati langsung fenomena politik di Bumi Sahalun Suhak Salatuh Bdei ini, menuturkan. Meskipun demikian, puluhan ribu loyalis dan militansi AZFER tidak terpengaruh dengan desas-desis issu yang kentara dengan aroma dan bumbu politis. Hal ini dibuktikan dengan sangat tingginya antusias masyarakat dalam menyambut setiap kehadiran AZFER serta semakin derasnya arus dukungan masyarakat terhadap pasangan yang juga didukung oleh PDI Perjuangan dan PKS ini.
"Issu negatif sudah tidak ada pengaruhnya bagi puluhan ribu loyalis dan militansi AZFER. Issu, pelintiran, maupun issu lama yang ditata kembali. Semuanya kental dengan narasi, aroma dan bumbu politis. Bahkan yang terjadi saat ini tim paslon lain yang bergabung jauh lebih banyak ketimbang segelintir yang membelot", jelasnya. (*)